Jumat, 08 Oktober 2021

Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek


Apa itu Cerpen?

         Apakah kalian pernah mendengar ungkapan “cerita yang dapat dibaca hanya sekali duduk”? Dalam ungkapan ini dapat disimpulkan bahwa cerita yang dimaksud adalah cerita pendek atau cerpen. Pada umumnya, cerpen bersifat fiksi atau rekayasa dan masalah yang terdapat dalam cerpen biasanya memiliki kesan tunggal. Disamping itu, ada berbagai macam karakter tokoh baik antagonis maupun protogonis, dimana dari karakter tersebut maka dapat dipelajari hal-hal yang benar dan salah dari nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.

Selain definisi di atas, ada beberapa pengertian cerpen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah sastra kisahan pendek atau kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi atau pada suatu ketika.

Menurut Sutardi, cerpen adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan. 

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa berisi gagasan, pikiran, pengalaman yang diimajinasikan dan membentuk sebuah peristiwa dengan satu peristiwa puncak. Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang mesti dipahami agar kita dapat membedakannya dengan karya tulis lainnya, diantaranya adalah:

a. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.

b. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.

c. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.

d. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya. Karena dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah

intinya saja.

e. Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap

penyelesaiannya.

f. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.

g. Bersifat Fiktif.

h. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.

i. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.

j. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan

kesan dari cerita tersebut.


Apa saja unsur-unsur pembangun Cerita Pendek?

Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.

a.     ðŸ‘‰ Unsur intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika

diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan

tersebut. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya

bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya:

1) Tema

Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, kita

harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen

itu. Dengan kata lain tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan

cerita yang ada dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari

lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri,

pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan lain-lain.

2) Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokohtokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.

• Teknik analitik langsung

Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa sombong

walaupun berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang menyebabkan ia banyak

disenangi teman-temannya.

• Penggambaran fisik dan perilakutokoh

Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka menyuruh

camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya,

walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk

sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain.

Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstrandemonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yangkebetulan lewat dan ada disana.

• Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh

Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung- kampung tetangganya sudah

pada terangsemua • Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benarbenar membuat orang sedesa marah.

• Pengungkapan jalan pikiran tokoh

Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau

keringatnya. Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yangmasih mau menyambutnya dirinya.

• Penggambaran oleh tokoh lain

Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah sambil

membawa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku

jadi menaruh perhatian kepadanya.

3) Alur

Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat

ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola

pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen

kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang- kadang sederhana.

4) Latar

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan peristiwa yang digunakan dalam suatu cerita.

Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi

untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.

5) Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana

persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi

antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat

menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris,

6) Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk

menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga. Bahkan acapkali para

penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada di luar cerita.

7) Amanat

Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen

umumnya bersifat tersirat. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema

cerita. Misalnya, tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak

jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.


👉Unsur Ektrinsik

1) Latar belakang masyarakat

Yang termasuk dalam latar belakang masyarakat adalah ideology Negara, kondisi politik,

kondisi social dan kondisi ekonomi.

2) Latar belakang penulis

Yang termasuk dalam latar belakang penulis adalah riwayar hidup penulis, kondisi

psikologis dan aliran sastra penulis.

3) Nilai yang terkandung dalam cerpen

Nilai yang merupakan u sur ekstrinsik adalah nilai agama, nilai social, nilai agama dan lainlain.


Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek

a. Struktur teks cerita pendek

Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan

demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita

yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalan

cerita terbagi ke dalam bagian-bagianberikut.

1. Pengenalan situasi cerita (exposition,orientation)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan

antartokoh.

2. Pengungkapan peristiwa (complication)

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,

pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju pada adanya konflik (risingaction)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatanberbagi

situasi yang menyebabkanbertambahnya kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (turning point)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan

mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.

Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

5. Penyelesaian (ending ataucoda)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib

yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen

yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir

ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa adapenyelesaian.

 

b. Kaidah Kebahasaan

Kaidah kebahasaan teks cerpen adalah seperti berikut.

1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi

keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu,

telahterjadi.

2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).

Contoh:sejak saat itu,setelah itu, mula-mula, kemudian.

3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,

seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.

4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara

menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa,

menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.

5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau

dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan,menginginkan, mengarapkan, mendambakan,

mengalami.

6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan kata

kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh:

a. Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”

b. “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.

c. “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk meng- gambarkan tokoh,

tempat, atausuasana.


Rabu, 06 Oktober 2021

Teks Anekdot

 


A. Pengertian 

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks tersebut.

Makna teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa ciri-ciri teks anekdot.

Cerita dikemas dalam bentuk lelucon, berisi kritik atau sindiran, melibatkan tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat. Berbentuk narasi singkat yang mengandung tokoh, alur, dan latar.(tim edukatif erlangga)

Anekdot dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media elektronik berupa meme.

B. Struktur teks anekdot terdiri atas abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda

  1. Abstrak, bagian pembukaan yang gunanya memberikan gambaran tentang isi teks kepada pembaca;
  2. Orientasi, bagian awal dari kejadian atau menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa utama;
  3. Krisis,  bagian di mana mulai muncul masalah unik atau tidak biasa pada tokoh;
  4. Reaksi, bagian ini menggambarkan bagaimana tokoh menyelesaikan masalahnya; dan
  5. Koda, bagian akhir dari cerita dan dapat berupa kesimpulan.

C. Unsur kebahasaan Anekdot 

Secara kebahasaan teks anekdot memiliki unsur yaitu mengandung kata keterangan waktu, kata kiasan, kalimat sindiran, konjungsi penjelas, kata kerja material, kata kerja mental, konjungsi sebab akibat, kalimat imperatif, kalimat seru, dan konjungsi temporal, dan kalimat retoris.

D. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

Mengonstruksi berasal dari kata dasar konstruksi yang menurut KBBI salah satunya bermakna susunan. Maka apabila sama- sama mendapat awalan meng- maka menjadi menyusun.

Dalam menyusun atau mengonstruksi kita harus menentukan topik, sasaran , dan unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan merenungkan isi teks anekdot tersebut.

E. Menciptakan Kembali Teks Anekdot

Menciptakan teks anekdot sangat berbeda dibandingkan jika kalian menciptakan teks-teks yang lain. Mengapa demikian? karena teks anekdot bukan sekadar teks yang hanya dipahami konten/ isi nya saja tetapi membaca teks ini perlu identifikasi dan perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis sehingga ketika kalian akan menciptakan teks ini , maka yang harus dikuasai adalah kalian harus paham dan tahu persoalan disekitarnya baik dari yang terdekat sampai dengan yang terjauh atau terluas. Baik masalah sosial, politik maupun budaya.

Pemunculan tokoh dan pembuatan alur yang menarik, dapat menjadi daya tarik sendiri bagi pembaca pada saat menikmati anekdot yang kalian buat. ketika kalian akan mengemas topik dan masalah menjadi sebuah teks anekdot. Hal yang jangan sampai dilupakan bahwa ciri anekdot salah satunya adalah sindiran yang dibalut kelucuan. Maka, ingatlah ciri itu sebagai ciri yang paling utama. Maka pastilah teks anekdot yang kalian ciptakan akan disukai oleh pembaca.

F. Langkah-Langkah Penyusunan Teks Anekdot

  1. Tentukanlah topik.
  2. Tentukan kritik yang ingin disajikan
  3. Rancang humornya.
  4. Tentukan tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang dimaksud pada umumnya bersifat faktual.
  5. Rinci peristiwa ke dalam alur dan struktur anekdot yang meliputi abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
  6. Kembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan memperhatikan unsur kebahasaannya.
  7. Lakukan penyuntingan.

Teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Penyajian teks anekdot berbagai macam, selain berbentuk teks narasi, dapat juga berbentuk dialog dan cerita bergambar. Hal utama dalam penyajian teks anekdot selalu menggunakan kalimat langsung.

Contoh Teks Anekdot 

Obat Sakit Kepala

Abstraksi
Di suatu hari pada bulan puasa, ada sesosok kakek yang hidup bersama dengan cucunya yang sedang asyik menikmati nonton televisi.

Orientasi
Si kakek seperti biasa sedang menonton acara favoritnya yaitu “Si Boy”. Setiap dua puluh menit sekali selalu muncul iklan, dan salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit kepala. Di dalam Iklan tersebut disebutkan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja.

Krisis
Ketika sedang asyik-asyiknya menonton tv, kemudian si kakek mendadak muncul rasa sakit di kepalanya. Kemudian si kakek memanggil cucunya yang sedang enjoy bermain di kamar dan menyuruhnya supaya membelikan obat sakit kepala untuknya. Dan setelah cucunya tiba di rumah, maka tidak menunggu lama, si kakek pun langsung meminum obat tersebut.

Reaksi
Merasa ada yang aneh, si cucu tersebut kemudian bertanya kepada si kakek, “Kakek kan lagi puasa, kenapa minum obat Kek?”.

Koda
Dengan penuh percaya diri dan sama sekali tidak ragu-ragu, dan seakan tidak merasa berdosa, maka si kakek pun menjawab, “Itulah hebatnya obat bodr*x ini cu, bisa diminum kapan saja!”.

Selasa, 05 Oktober 2021

Mencipta Kembali Teks Anekdot Berdasarkan Aspek Makna Tersirat



Bacalah teks anekdot berikut!

 “Keluarga Miskin dan Durian” 

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur. Hasan sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah, siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan terhadapnya dengan memberi makan kepadanya. Namun, tak seorang pun yang belas kasih kepadanya. Akhirnya, Hasan punya akal panjang yaitu mencuri buah durian milik tetangga yang kikir itu. Dia pulang ke rumah membawa sebuah durian. Ibunya pun senang melihat kedatangan anaknya yang membawa makanan. Ibunya pun memuji tindakan Hasan.

          “Lain kali lebih banyak, ya, Nak! Tidak hanya satu!“ kata ibunya dengan polos.

Hari ini cuaca lebih cerah. Hasan pun pergi ke kebun. Diambilnya dua buah durian. Tapi naas bagi Hasan, warga sudah menghadangnya. Hasan di hakimi oleh massa.

           “Ini bukan keinginan saya, tapi keinginan ibuku.”

Hasan menjerit kesakitan. Ibunya hanya diam.

           “Bagaimana warga, apakah kita lanjutkan hukuman ini!” Kata kepala kampung.

          “Lanjut, hajar dia, sampai dia kapok!” seru warga. 

Ibunya hanya bisa melihat anak yang malang itu dihakimi massa. Setelah warga puas melampiaskan amarah dan meninggalkannya, ibunya datang memeluknya. Tapi Hasan malah memukul ibunya. Ibunya jatuh tersungkur di tanah. 

          “Kenapa ibu dulu tidak memarahiku ketika aku mencuri pertama kali. Sekarang jadi seperti ini. Ya Allah, hukumlah Ibu yang tidak menyayangi anaknya!” rintih Hasan.


Setelah membaca teks di atas, cobalah untuk merumuskan makna tersirat yang terdapat di dalamnya. Kemudian buatlah teks anekdot yang memiliki nilai yang sama sesuai dengan kreativitasmu. Setelah itu, sajikan hasil kerjamu dalam bentuk video dan unggah ke laman Youtube, Linknya serahkan melalui Google Classroom.