Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan V
Berbicara mengenai pendidikan Indonesia, tidak terlepas dengan sosok Ki Hajar Dewantara atau bernama asli, R.M. Soewardi Soerjaningrat yang merupakan Bapak Pendidikan Nasional. Pemikirannya yang sangat maju, terutama kepada kalangan bumiputra saat itu menjadikan ia merupakan tokoh nasional yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan kita. diantaranya adalah semboyan ing ngarso sung tulodo (didepan memberi contoh) ing madyo mangun karso (ditegah memberi semangat) tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).Selain itu, Bagi Ki Hajar
Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Pedidikan adalah
tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yang maksudnya adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyrakat.
Dalam proses menuntun anak diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pemong
memberi tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar serta
arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan diri. Ia menginginkan
peserta didik harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tenteram dan
kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas.
Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas
seseorang. Pengajaran merupakan pendidikan dengan cara memberi ilmu atau
manfaat bagi murid secara lahir batin.
Mendidik dalam arti sesungguhnya
adalah memanusiakan manusia. Pendidik juga memerdekakan yakni dengan membiarkan
anak tumbuh menurut bakat dan minatnya sesuai kodrat alam dan zaman dimana anak
itu tumbuh. Sebagai seorang pendidik dengan peran sebagai pamong untuk
menuntun, anak diberi kebebasan dalam belajar namun senantiasa diarahkan agar
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Proses pembelajaran yang
disusun pun haruslah berpihak pada anak sehingga mereka memiliki kenyamanan
dalam belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perencanaan
pembelajaran haruslah juga disusun berdasarkan karakteristik masing-masing
peserta didik. Menyesuaikan dengan gaya belajar, minat dan potensi yang mereka
miliki. Inilah yang disebut dengan kemerdekaan dalam belajar. Segala proses
belajar ini bertujuan untuk membangun budi pekerti yang dalam melaksanakan
pembelajaran berfokus pada proses bukan hasil semata.
Budi pekerti terdiri dari dua kata
yaitu Budi dan Pekerti. Budi itu sendiri adalah Cipta, Rasa, dan Karsa. Pekerti
adalah tenaga (raga). Seorang anak dilatih untuk mampu mengolah cipta yaitu
menajamkan pikirannya, mengolah rasa yaitu menghaluskan rasa, dan mengolah
karsa yaitu memperkuat kemauan, dan
mengolah raga yaitu menyehatkan jasmani. sehingga pendidikan haruslah
bersifat holistik dan seimbang sehingga tercipta kesempurnaan budi pekerti yang
membawa anak pada kebijaksanaan.
Sebagai seorang pendidik
setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan pemikiran
KHD yakni dengan melaksanakan pembelajaran yang merdeka mulai dari diri secara
lahir dan batin. Rutin memberikan siraman motivasi kepada peserta didik
disertai dengan teladan sehingga mereka memiliki contoh yang baik. Selain itu
pendidik juga harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan
bahagia. Pemikiran di atas hanya akan menjadi teori bila tidak direalisasikan
untuk itu, beberapa hal dari pemikiran
KHD yang telah coba saya terapkan. Dinataranya adalah Mengikuti perkembangan zaman dengan
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung serta memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran. Membangun karakter, mengembangkan potensi peserta didik dan
menanamkan budi pekerti kepada peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang saya bina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar